only me

only me

Jumat, 04 November 2011

VULVOVAGINAL CANDIDIASIS (KEPUTIHAN)

hei temen-temen ,, terutama kaum wanitaa ,,
ak punya sedikit info nih ,,
kl males nyari dr mas google ,,
ak udah nyiapin bahannya yg udah siap dibaca ,,

smg bermanfaat yaaa ,,,
:))


                   Istilah “keputihan” merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit “keputihan” merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebuah survei telah dilakukan terhadap pengunjung wanita pada beberapa apotek di Yogyakarta selama satu bulan menunjukkan bahwa 60% pengunjung wanita tersebut sedang atau pernah menggunakan obat untuk mengatasi masalah kesehatan pada organ reproduksinya dan yang relatif sering adalah apa yang dikenal dengan “keputihan”. Sebanyak 50% pelajar putri sekolah menengah dan perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia kurang dari 25 tahun. 
                 “Keputihan” paling umum disebabkan oleh jamur Candida,spp, terutama Candida albicans yang menginfeksi secara superfisial atau terlokalisasi. Penyakit ini seringkali dalam istilah medis disebut candidiasis vaginal atau vulvovaginal candidiasis (VVC) atau vaginitis candida albinacans. “Keputihan” dapat disertai gejala atau tanpa ada gejala yang dirasakan, tetapi jika dilakukan pembiakan sekret vagina akan terlihat adanya jamur Candida, spp. Selain Candida albicans, penyebab lain adalah Candida glabrata yang kasusnya mempunyai kecenderungan meningkat.
                  Seringkali wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa sedang menderita keputihan tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan secara lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat – obat keputihan yang dijual bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup berisiko, karena apabila kurang tepat dalam pengenalan penyakitnya dapat menyebabkan kurang tepat pula obat yang dipilih, sehingga selain efektivitas terapi tidak tercapai juga akan berisiko pada munculnya resistensi sehingga jamur semakin kebal dengan obat.
Tindakan swamedikasi hanya direkomendasikan jika sebelumnya telah pernah didiagnosis keputihan oleh dokter dan kembali muncul gejala yang sama atau mengalami kekambuhan.

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL (Vulvovaginal Candidiasis)

                     Adalah infeksi pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida albicans (konon 90%) dan sebagian kecil oleh Candida glabrata (salah satu referensi menyebutkan bahwa saat ini terjadi peningkatan hingga 15%), Candida tropicalis dan Candida parapsilosis.
                    Penyakit ini seringkali dijumpai pada saat hamil dan seminggu sebelum menstruasi. (yang gak hamil dan gak sedang akan mens bukan berarti gak bisa kena lho)
                   Jika seseorang menderita Kandidiasis vulvovaginalis 4 kali atau lebih dalam setahun, disebut Kandidiasis Vulvo Vaginalis Rekuren (KVVR) 

TANDA-TANDA

Kandidiasis vulvovaginal ditandai dengan:
  • Rasa gatal dan rasa panas pada vulva dan vagina.
  • Keputihan (berwarna putih seperti susu, cairan tebal dan plak warna putih yang melekat di vulva, vagina, dan serviks). Dijumpai gumpalan seperti keju pada dinding vagina.
  • Sakit saat kencing (disuria)
  • Nyeri saat berhubungan intim (dispareunia)
  • 20-50 % penderita Kandidiasis vulvovaginal tidak menunjukkan gejala apapun (asimptomatis).
Menurut Eckert LO, dkk, persentase keluhan pada penderita yang nyata-nyata terinfeksi jamur Candida albicans, sebagai berikut:
Tanda-tanda dan keluhan: %
Gatal dan rasa panas pada vulva-vagina 38 %
Pembengkakan vulva 25 %
Keputihan 6
Bercak kekuningan 22 %
Pemeriksaan : %
Nampak pembengkakan pada vulva-vagina 22 %
Kemerahan pada vulva dan vagina 72 %
Didapatkan bercak cairan kental 28 %

FAKTOR PENCETUS

Beberapa faktor pencetus (predisposisi) terjadinya Kandidiasis vulvovaginal, antara lain:
  • Penderita Kencing Manis (DM)
  • Obat-obatan (kortikosteroid, antibiotik, pil KB dan obat-obat antiseptik vagina yang berpotensi mempengaruhi flora normal vagina)
  • Celana Dalam terlalu ketat dan sumuk (misalnya CD yang terbuat dari nylon)
  • Kehamilan
  • Periode sebelum menstruasi
  • Obesitas (gemuk)
  • Dan penurunan daya tahan tubuh dengan berbagai sebab.

Pengobatan Keputihan

               Pengobatan keputihan dilakukan dengan menggunakan obat antijamur untuk keputihan. Tindakan tanpa obat yang mendukung penyembuhan dapat dilakukan dengan mengindari penggunaan sabun atau parfum vagina untuk mencegah iritasi, menjaga agar area bagian kewanitaan tetap bersih dan kering dan menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Meminum minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari akan mengurangi kekambuhan.
              Obat –obat antijamur (dalam nama generik) yang dapat digunakan untuk keputihan adalah sebagai berikut: butoconazole, klotrimazol, mikonazol, tikonazol, ekonazol, fentikonazol, nystatin, terkonazol, ketokonasol, itrakonazol, dan flukonazol, yang diproduksi oleh berbagai pabrik obat dengan berbagai merek dagang. Obat – obat tersebut dapat digunakan secara oral atau diminum, maupun secara topikal atau penggunaan langsung di daerah kewanitaan. Secara oral direkomendasikan antijamur yang mengandung flukonazol, sedangkan secara topikal adalah butokonazol, klotrimazol, mikonazol, nistatin, terkonazol, dan tiokonazol.

Tindakan Pencegahan

- Keadaan yang lembab pada daerah kewanitaan akan lebih mendukung berkembangnya jamur penyebab keputihan ini. Sangat disarankan untuk menjaga agar daerah kewanitaan ini dalam keadaan bersih dan tidak lembab dengan menggunakan pakaian dalam yang cukup menyerap keringat atau terbuat dari jenis kain katun.
- Penggunaan cairan pembasuh vagina harus dilakukan secara bijaksana dengan mengetahui suatu prinsip bahwa lingkungan vagina bersifat asam yang juga merupakan lingkungan normal bagi flora normal (mikroorganisme yang dalam jumlah normal tidak menyebabkan penyakit) di vagina. Adanya perubahan lingkungan normal tersebut, misalnya dengan penggunaan cairan pembilas vagina yang bersifat basa / alkali (mengandung sabun) dapat memicu pertumbuhan kuman secara abnormal yang salah satu akibatnya adalah keputihan.

Menurut sumber lain ,,, Cara Mencegah Keputihan itu sendiri bisa dilakukan cara sebagai berikut :

1. Meminum minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari akan mengurangi kekambuhan.
2. Obat –obat antijamur (dalam nama generik) yang dapat digunakan untuk keputihan adalah sebagai berikut: butoconazole, klotrimazol, mikonazol, tikonazol, ekonazol, fentikonazol, nystatin, terkonazol, ketokonasol, itrakonazol, dan flukonazol, yang diproduksi oleh berbagai pabrik obat.
3. Menjaga agar daerah kewanitaan ini dalam keadaan bersih dan tidak lembab dengan menggunakan pakaian dalam yang cukup menyerap keringat atau terbuat dari jenis kain katun.
4. Jangan Terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina yang bersifat basa / alkali (mengandung sabun) dapat memicu pertumbuhan kuman secara abnormal yang salah satu akibatnya adalah keputihan.
5. Gunakan Daun sirih yang telah direbus dengan air untuk membasuh daerah kewanitaan anda, dengan tujuan memperkecil resiko keputihan dari luar.


1. Flukonazol
Farmakologi     Flukonazol merupakan inhibitor cytochrome P-450 sterol C-14 alpha-demethylation jamur yang sangat selektif. Selanjutnya kehilangan sterol normal berkorelasi dengan 14 alpha-methyl sterols pada jamur dan mungkin bertanggung jawab atas aktivitas fungistatik flukonazol.Secara in vitro flukonazol memperlihatkan aktivitas fungistatik terhadap Cryptococcus neoformans dan Candida spp.  
Indikasi            Vaginal candidiasis 
Dosis & Cara   Dosis tunggal 150 mg. Modifikasi dosis perlu
Pemberian        dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal. Flukonazol bisa menyebabkan kerusakan hati pada kasus jarang. Fungsi hati harus dimonitor setelah beberapa hari penggunaan obat. 
Kehamilan       Penggunaan pada masa kehamilan dan
dan menyusui menyusui tidak direkomendasikan 
Interaksi           Hati-hati pada penggunaan bersama dengan oabat seperti fenintoin, siklosporin, teofilin, dan koumadin.   
Efek Samping Sakit kepala, nyeri abdominal, diare, dan pu­sing. Ruam pada kulit bisa terjadi tapi jarang. 
Nama dagang Diflucan 
2. Itrakonazol
Farmakologi     Itrakonazol merupakan antijamur sintetik triazol yang bekerja menghambat pertumbuhan sel jamur dengan menghambat sintesis ergosterol yang tergantung pada CYP450, yang merupakan komponen vital untuk membrane sel jamur. Itrakonazol efektif melawan sejumlah jamur, termasuk candida albicans
Indikasi            Vulvovaginal candidiasis 
Dosis & Cara   200 mg PO 2 kali sehari selama 1 hari, atau
Pemberian        200 mg satu kali sehari selama 3 hari.   
Interaksi           Inhibitor potent CYP3A4; antacid bisa mengurangi absorpsi itrakonazol; edema bisa terjadi pada pemberian bersamaan dengan  calcium channel blockers (misalnya amlodipine, nifedipine); meningkatkan konsentrasi plasma tacrolimus dan siklosporin saat digunakan dosis tinggi; rhabdomyolysis bisa terjadi pada pemberian bersamaan dengan HMG-CoA reductase inhibitor (lovastatin atau simvastatin); pemberian bersamaan dengan cisapride bisa menyebabkan abnormalitas irama jantung dan kematian; meningkatkan kadar digoksin; pemberian bersamaan bis ameningkatkan kadar midazolam, alprazolam, atau triazolam; fenintoin dan rifampin bisa mengurangi kadar itrakonazol. 
Kontra Indikasi   Hipersensitif; pemberian bersamaan dengan cisapride, alprazolam, atau triazolam 
Efek Samping  Mual, muntah, pusing, sakit kepala, diare, hipokalemia, peningkatan transaminase. 
Nama Dagang      Sporanox 
3. Terkonazol
Farmakologi     Terkonazol secara in vitro tampak memiliki aktivitas fungisidal melawan Candida albicans. Aktivitas antifungal juga terlihat pada jamur lain. Nilai konsenterasi hambat minimum (KHM) terkonazol terhadap sebagian besar Lactobacillus spp yang biasa dijumpai dalam vagina adalah  >128 mcg/mL; oleh karena itu bakteri menguntungkan ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan.
                          Bagaimana modus kerja farmakologi terkonazol yang sesungguhnya masih belum pasti. Tapi diperkirakan aktivitas antifungi timbul melalui menganggu permiabilitas membrane sel jamur. Sampai saat ini belum ada laporan resistensi terhadap C. albicans.
                          Pemberian intravaginal terkonazol, absorpsinya berkisar 5-8% pada 3 hysterectomized subjects dan 12-16% pada 2  non-hysterectomized subject dengan tubal ligation.
                          Pemberian intravaginal 0,8% terconazole 40 mg sekali sehari selama 7 hari pada individu normal, konsenterasi plasma rendah dan meningkat bertahap hingga mencapai puncak (rata-rata 5,9 ng/mL atau 0,006 mcg/mL) 6,6 jam setelah pemberian. 
Indikasi            Sediaan krim dan supositoria diindikasikan un­tuk pengobatan lokal vulvvaginal candidiasis.  
Dosis & Cara   Supositoria vaginal (terconazole 80 mg)
Pemberian        diberikan sekali sehari sebelum tidur selama tiga hari berturut-turut.
                          Krim vagina terconazole 0,4% diberikan dengan aplikator sekali sehari sebaiknya malam hari, selama 7 hari berturut-turut. Krim vagina  0,8% diberikan sekali sehari selam 3 hari berturut-turut.   
Interaksi           Kadar estradiol (E2) dan progesterone tidak berbeda signifikan saat krim vagina terconazole 0,8% diberikan pada wanita sehat yang menggunakan kontrasepsi oral dosis rendah.  
Efek Samping  Iritasi, meningkatkan sensitifitas, rasa terbakar pada vulva atau vagina, sakit kepala, nyeri saaat menstruasi, nyeri pada kemaluan wanita, nyeri pada perut dan badan, demam, dan kedinginan. 
Nama Dagang Terazol 

TIPS MENJAGA KEBERSIHAN VAGINA
  • Gunakan celana dalam berbahan katun.
  • Gunakan air bersih untuk membersihkan vagina (dan sekitarnya).
  • Bilas area vagina dari depan ke belakang ketika cebok agar terhindar dari kontaminasi kuman di anus.
  • Mengganti pembalut sesering mungkin untuk menghindari bersarangnya kuman pada pembalut.
  • Hindari pemakaian celana dalam berbahan nylon
  • Hindari pemakaian celana ketat.
  • Hindari pemakaian parfum atau sabun yang mengandung parfum (termasuk deodorant) agar tidak terjadi iritasi.
  • Hindari penyemprotan atau pemakaian produk kebersihan atau bahan antiseptik tanpa saran dokter .
  • Gunakan handuk sendiri
  • Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh vagina.
  • Pastikan menggunakan celana dalam bersih.


sumber :
http://ripiu.com/article/read/keputihan-tips-mengenal
http://maunulis.com/cara-mencegah-keputihan/
http://ariswidayati.wordpress.com/mari-mengenal-tentang-keputihan-pada-wanita/
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=571

Tidak ada komentar:

Posting Komentar