only me

only me

Sabtu, 29 September 2012

TAG SAMA

hari ini tepat 1 tahun wisudaku ,,
wisuda dari d3 keperawatan ku ,,

jika flashback pada satu tahun yang lalu ,,
tepat hari ini ak mengenakan toga ,,duduk dibangku deretan keparawatan dgn no urut 20 .
ak akan menaiki tangga ,, menerima ijasah , dan pemindahan tali toga oleh direktur ,,
lalu stlah itu ak brfoto bersama teman-teman tercinta ,
saling mengucapkan selamat satu sama lain ,,

tapi beda dengan sekarang ,,
hr ini ak menjadi mahasiswa ,,
trnyata  mnjdi mhsiswa untuk kedua kalinya itu berbeda ,,
dgn latar belakang teman n umur yang berbeda2 ,,

rata-rata teman ku dikampus adalah ibu-ibu n bapak-bapak yg sudah bekerja di rmh sakit umum ,,
ada senang ada tidak ,,
ketika membicarkan tentang perkuliahan ,,
semuanya terasa lancar ,
krn pemikiran yg dewasa dan pola pikir yang sudah terbuka ,,
sehingga masing-masing bisa mengendalikan emosinyaa ,,

tapi ketika berbicara ttg kebersamaan ,,
ternyata jauuh dr kata indah ,,
yaa ,, ak merasa tidak ada kebersamaan diantara kami ,
hanya beberapa saja.

ketika ak berfikir untuk peduli terhadap orang lain ,,
trnyata mrk tidak ada yg peduli akan keadaan kami .
ak berudaha menerima itu ,,
apapun n bagaimana pun yang terjadi padaku ,,
ak akan menjalaninyaa ,,

mmg tidak bsa ak membandingkan dengan masa kuliahku dlu ,,
begitu kompak n trasa keakrabannya ,,
ak menyukai itu ,,

tp ak hrus hidup dizaman skrg ,
ak tidag bisa trs melihat ke blkng ,,

hanya saja ,,
ak merindukan masa itu ,,
sangat merindukannyaaa ,,
teman-teman ku di poltekkes kemenkes jur kep angk 41 ,,
kalian tag kan terganti ,,
kbrsamaan brsama kalian sangat berarti ,,
kan kusimpan n kukenang selalu ,,
terimakasih ,, telah hadir n mewarnai hidupku ,,,
terima kasih ,,,

i miss u all,,
miss u so much.


with love,
vani

Rabu, 26 September 2012

KARYA KU :))


ini cerpen yang pernah ku buat ,,
pernah kukirim kan kesalah satu redaksi majalah remaja ,, tp nggak ada jwbn sm sekalii dr mrk ,,
 yaa ,, dr pada nggak ada yg baca ,,
ku share aja ke kalian yaaa ,,
heee ,,,

enjoy it ,,, :))

INI BUKAN PERPISAHAN

“Sampai disini aja sayang” ujarku pada Dito ketika sampai di depan gapura rumah. “Beneran ? nggak mau sampe rumah ?” tanya Dito meyakinkanku. “ Iyaa ,, lagian nanti kalo orangtua ku liat , nanti jadi masalah lagi. Nggak papa kok, sampe sini aja ya ,,,” ujarku meyakinkan Dito. “Ya udah kalo maunya gitu” ujar Dito melemah. “Nggak papa kan sayang?” tanyaku cemas. “Nggak papa kok, aku ngerti” jawab Dito seraya mengacak-ngacak lembut rambutku. Akupun berlalu menyusuri jalan.
---
“Baru pulang Re ?” Tanya Mama ketika aku membuka pintu. “Eh Mama, ia ma, tadi ada kegiatan dulu” dalihku. “Pulang sama siapa?” Tanya mama. “Ya,, pulang sendiri lah ma …” aku berdalih lagi , “Aku ke kamar dulu ya Ma, mau istirahat, capek” ujarku seraya masuk ke kamar.
Ya ,,, inilah aku. Aku seorang mahasiswa , tapi masih dianggap anak kecil oleh orangtua ku. Aku dan Dito, kami berdua backstreet dari orangtua ku dan orangtua Dito. Bukan karena orangtua ku tidak membolehkan aku pacaran, tapi ada hal yang membuat aku tidak bisa jujur dengan orang tuaku. Perbedaan, ya … karena kami berbeda. Aku seorang katolik dan Dito seorang muslim. Bagiku semua sama saja, bukankah Tuhan menciptakan sebuah perbedaan agar kita belajar untuk tetap bersatu? Bukankah semua agama itu baik, jadi kenapa harus dianggap berbeda? Tapi tidak untuk orangtua ku dan orangtua Dito, mereka menginginkan agar kami memilih pacar yang berkeyakinan sama dengan kami.
Aku bertemu dengan Dito pada saat aku masuk Perguruan Tinggi. Orangnya tidak populer, tapi dia sangat baik dan itu yang membuat ku tertarik padanya. Awalnya aku ingin berteman saja, tapi lama kelamaan perasaan itu muncul. Perasaan yang namanya Sayang dan Cinta, yang mungkin tidak seharusnya tumbuh diantara kami berdua. “Aure, aku sayang sama kamu” ujar Dito setelah usai mata kuliah pada hari itu. “Aku juga sayang kamu Dit … “ “Kalo gitu, kamu mau ya jadi pacar aku ?” Tanya Dito yang membuatku kaget. “Dit,, aku nggak bisa,,” jawabku melemah “Kenapa?” Tanya Dito seraya membenarkan poniku yang menutupi mataku. “Pertanyaan kamu tu nggak perlu aku jawab, kamu juga tau jawabannya” “Aure ,, aku nggak papa kok. Kalo memang satu-satunya jalan buat kita bisa pacaran dengan backstreet, aku mau kok” ujar Dito seraya memegang tanganku. “Beneran kamu mau? Beneran kamu nggak papa? Nggak mudah lho menjalani hubungan backstreet itu…” tanyaku meyakinkan Dito. “Ia sayang, aku nggak papa. Selama sama kamu, aku nggak masalah kok” jawab Dito meyakinkanku, “Jadi kamu mau ya jadi pacar aku?” Tanya Dito lagi. “Aku mau kok” jawabku mantap. Refleks Dito langsung mencium keningku. Oh Tuhan ,,, tunjukkan padaku kalau aku salah langkah. Semoga semua berjalan baik-baik saja. Aku sunggguh menyayangi lelaki ini Tuhan, salahkah itu ?? ujar batinku.
---
“Hai Kez” ujarku pada Kezha, dia satu-satunya sahabat dekatku disini. Kezha tau segalanya tentangku bahkan tentang hubunganku dengan Dito. “Hei Re ,, gimana ,, udah buat tuga dari Pak Iwan?” Tanya Kezha seraya menawarkanku duduk disampingnya. “Sebenarnya udah sih, tapi ada yang macet” jawabku “Macet ? jalan kalii” ujar Kezha “Aku liat punya kamu ya Kez” pintaku dengan wajah memelas “Dasar kamu ya ,, iya ,, iya ,, terserah kamu deh” jawab Kezha “Iiihh ,, makin cinta sama kamu Kez” ujarku seraya memeluk Kezha “Eits ,, ntar cinta beneran lho” ledek Kezha “Heii ,, aku normal lho. Aku kan punya Dito.” Jawabku seraya melepaskan pelukanku, “Sombongnya yang punya pacar” ledek Kezha lagi “Biarin” ujarku sambil menjebilkan lidahku padanya. “Gimana hubungan kamu sana Dito ?” ‘Ya gitu Kez, Cuma bisa ketemu dikampus trus jalannya pulang dari kampus, itu juga kalo ada waktu, kalo nggak ada waktu ya langsung pulang kerumah” jelasku pada Kezha. “Sabar ya Re” hibur Kezha sambil menepuk pelan bahuku. “Kez, menurut kamu ,, aku sama Dito bisa nggak sih?” tanyaku mulai serius. “Aku nggak bisa pastiin Re, tapi ini pasti berat buat kalian, apalagi kalo mau serius. Pasti ada banyak hal yang harus dilewati. Jangan memaksaakan diri re ,, kalo kamu udah nggak sanggup, lepasin ,, relain aja” jelas Kezha padaku yang membuatku hampir menangis. “Tapi ,, aku sayang sama Dito Kez ,, sayang banget” ujarku melemah “Aku tau kok. Ya udah, jalani aja dulu apa adanya” ujar Kezha sambil tersenyum.
---
3 tahun waktu yang kujalani bersama Dito, ada begitu banyak kenangan bersamanya. Dito yang selalu ada untukku bahkan disaat aku marah padanya, dia selalu mengalah untukku. Kenangan itu terukir indah dihatiku. Bahkan menyenangkan sekali saat aku mendapat tugas PKL ke daerah ternyata sekelompok dengannya. Kami tinggal dalam satu rumah bersama 28 temanku yang lainnya. Aku senang, aku bahagia. Tuhan memberikanku waktu untuk bersamanya walau hanya sesaat. Disana, Dito selalu mengingatkanku untuk bangun pagi, karena aku selalu bangun kesiangan. Kami mencuci bersama, memasak bersama, ngobrol diteras hingga larut malam, dimana hal-hal tersebut tidak mungkin bisa kami lakukan saat dirumah. Sifatku yang masih kekanak-kanakan mampu diterima Dito, bahkan dia menuntunku untuk menjadi lebih dewasa. Kezha bilang Dito bukan tipe cowok yang ideal, tapi bagiku dia sempurna dimataku. Oh Tuhan, seandainya saja Dito adalah jodohku. Mungkinkan Tuhan? Adakah jalan untuk kami bisa bersama?
---
Sampailah diakhir perkuliahanku, sebentar lagi aku akan wisuda. Jalan hidupku baru saja akan dimulai. “Kalo kita sudah jauh, aku mau kita tetep lanjut sama hubungan kita Re” ujar Dito saat kami selesai rapat untuk membicarakan masalah wisuda. “Aku juga Dit”  “Aure bisa kan jaga hati?” Tanya Dito, “Bisa kok” jawabku mantap, “Tapi ,, sampai kapan Dit?” Tanya ku melemah. “Sampai Aure siap melangkah ke jenjang yang lebih serius” jawab Dito. “Dit ,, kita sama-sama tau kan, ada tembok pemisah diantara kita” ujarku mulai serius. “Aku tau sayang, mungkin sekarang Aure belum siap sama konsekuensinya, tapi kedepannya siapa yang tau” ujar Dito yang membuatku heran. “Dit, jangan bilang kamu nyuruh aku ikut kamu?” tanyaku penasaran, “Re …” “Aku nggak bisa Dit” ujarku memotong perkataan Dito, “Ada banyak hal yang harus aku tinggalkan jika aku ikut kamu, dan juga Dit, tidak pernah terlintas dibenakku untuk berfikir seperti itu” jawabku seraya meninggalkan Dito. Dia tidak mengejarku, dia juga tidak memanggilku, dia hanya terdiam menatapku pergi meninggalkannya.
---
13 panggilan tak terjawab, 2 pesan baru. Dari Dito, pikirku dalam hati.
--Sayang ,,  maafin aku-- akupun membalas pesannya. --Sebelum kamu minta maaf, udah aku maafin kok-- --Beneran?-- --Iya Dit, tapi kurasa ,, aku sudah nggak sanggup lagi Dit-- --Maksud sayang?-- --kita udahan aja. Tak ada akhir yang bahagia untuk kita Dit-- --Sayang ,, aku tau aku salah ,, jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi sayang-- --Aku nggak lagi emosi Dit-- --Re,, aku sayang kamu. Tolong bersikaplah dewasa Re-- --Aku juga sayang kamu Dit, justru karna aku sayang kamu makanya aku buat keputusan ini. Aku nggak bisa lagi ngejalaninya Dit-- --Kenapa Re?-- --Aku tak cukup kuat menghancurkan tembok pemisah diantara kita Dit, sekarang ,, jalani apa yang kamu yakini, dan aku jalani apa yang aku yakini-- --Maaf Re-- --Tidak ada yang salah Dit, tak perlu minta maaf-- --Kamu serius sama keputusan kamu Re-- --Aku bener-bener serius Dit-- --Aku sayang kamu Re, tidak ,, aku bahkan mencintai kamu Re-- --Aku juga ,, mencintai kamu Dito--
Kami selesai. Ini bukan perpisahan. Tapi ini adalah kegagalan cinta atas kemenangan sang egois. Ini adalah sebuah kekalahan pada keyakinan. Haruskah hati hancur ? Ketika mata tidak bisa melihat, ketika telinga tak bisa mendengar. Hanya hati yang dapat bergerak. Haruskah hati dihentikan ??
Tidak selang berapa jam, sebuah pesan masuk ke handphone ku.
Dari Dito.
Kupersembahkan untukmu yang terbaik.
Hanya kata lugas ini yang bisa tercipta, yang kuharap jadi embun penyejuk hatimu.
Ini semua tentangmu, tentang indahmu, tentang senyummu, kasih sayangmu , serta rasa tulusmu Mawarku.
Kaulah bintang dikala malam, kaulah terang dalam gelap, kau penenang disaat gelisah,
Hadirmu hapuskan semua murungku, kau penuhi semua mimpiku,
Tlah kuyakini hatiku hanyalah untukmu. Namun hasrat tinggallah kenangan.
Tak lagi kubisa milikimu, dekap tubuhmu, nikmati indahmu,
Hanya wangi terurai yang dapat kucumbu. Perbedaan yang memisahkan kita.
Terlalu terjal jalan yang kita hadapi. Mungkin memang cinta tak bisa satukan kita,
Dan rasa sayang tak cukup kuat tuk hancurkan tembok pemisah.
Namun percayalah kasih, walau kita tak dapat bersatu, walau ku tak bisa milikimu,
Cintamu kan tetap baluri hatiku, biarlah benih cintaku tetap tumbuh dihatimu.
Kau hidup dijiwaku dan kaulah jiwa dihidupku
Aku mencintaimu, kuharap kita dapat bersama lagi.
Disana …. Ditempat pertama adam dan hawa tercipta.

Disini ,,, aku menangis. Tuhan ,, kenapa harus ada cinta seperti ini. Ini terlalu menyakitkan. Jika aku tak bisa bersamanya, seharusnya kami tidak dipertemukan. Tapi aku percaya, Kau punya rencana yang lebih Indah untukku dan Dia.
---

maria stevani,
2011

Senin, 03 September 2012

SAAT BERSAMA

saat bersama ....

itu menyenangkan ..
berbagi suka ,
duka ,
tawa ,
ria ,
senang ,
sedih ,
dan tangis ...

brrbagi itu menyenangkan ..
apalagi bersama orang2 yg kita sayangi ..

i hope .. this moment for forever ..

amin ..