hari ini tepat 1 tahun wisudaku ,,
wisuda dari d3 keperawatan ku ,,
jika flashback pada satu tahun yang lalu ,,
tepat hari ini ak mengenakan toga ,,duduk dibangku deretan keparawatan dgn no urut 20 .
ak akan menaiki tangga ,, menerima ijasah , dan pemindahan tali toga oleh direktur ,,
lalu stlah itu ak brfoto bersama teman-teman tercinta ,
saling mengucapkan selamat satu sama lain ,,
tapi beda dengan sekarang ,,
hr ini ak menjadi mahasiswa ,,
trnyata mnjdi mhsiswa untuk kedua kalinya itu berbeda ,,
dgn latar belakang teman n umur yang berbeda2 ,,
rata-rata teman ku dikampus adalah ibu-ibu n bapak-bapak yg sudah bekerja di rmh sakit umum ,,
ada senang ada tidak ,,
ketika membicarkan tentang perkuliahan ,,
semuanya terasa lancar ,
krn pemikiran yg dewasa dan pola pikir yang sudah terbuka ,,
sehingga masing-masing bisa mengendalikan emosinyaa ,,
tapi ketika berbicara ttg kebersamaan ,,
ternyata jauuh dr kata indah ,,
yaa ,, ak merasa tidak ada kebersamaan diantara kami ,
hanya beberapa saja.
ketika ak berfikir untuk peduli terhadap orang lain ,,
trnyata mrk tidak ada yg peduli akan keadaan kami .
ak berudaha menerima itu ,,
apapun n bagaimana pun yang terjadi padaku ,,
ak akan menjalaninyaa ,,
mmg tidak bsa ak membandingkan dengan masa kuliahku dlu ,,
begitu kompak n trasa keakrabannya ,,
ak menyukai itu ,,
tp ak hrus hidup dizaman skrg ,
ak tidag bisa trs melihat ke blkng ,,
hanya saja ,,
ak merindukan masa itu ,,
sangat merindukannyaaa ,,
teman-teman ku di poltekkes kemenkes jur kep angk 41 ,,
kalian tag kan terganti ,,
kbrsamaan brsama kalian sangat berarti ,,
kan kusimpan n kukenang selalu ,,
terimakasih ,, telah hadir n mewarnai hidupku ,,,
terima kasih ,,,
i miss u all,,
miss u so much.
with love,
vani
,,ungkapan hatii baik fiksi maupun non fiksi ,, :))
only me
Sabtu, 29 September 2012
Rabu, 26 September 2012
KARYA KU :))
ini cerpen yang pernah ku buat ,,
pernah kukirim kan kesalah satu redaksi majalah remaja ,, tp nggak ada jwbn sm sekalii dr mrk ,,
yaa ,, dr pada nggak ada yg baca ,,
ku share aja ke kalian yaaa ,,
heee ,,,
enjoy it ,,, :))
INI
BUKAN PERPISAHAN
“Sampai
disini aja sayang” ujarku pada Dito ketika sampai di depan gapura rumah.
“Beneran ? nggak mau sampe rumah ?” tanya Dito meyakinkanku. “ Iyaa ,, lagian
nanti kalo orangtua ku liat , nanti jadi masalah lagi. Nggak papa kok, sampe
sini aja ya ,,,” ujarku meyakinkan Dito. “Ya udah kalo maunya gitu” ujar Dito
melemah. “Nggak papa kan sayang?” tanyaku cemas. “Nggak papa kok, aku ngerti”
jawab Dito seraya mengacak-ngacak lembut rambutku. Akupun berlalu menyusuri
jalan.
---
“Baru
pulang Re ?” Tanya Mama ketika aku membuka pintu. “Eh Mama, ia ma, tadi ada
kegiatan dulu” dalihku. “Pulang sama siapa?” Tanya mama. “Ya,, pulang sendiri
lah ma …” aku berdalih lagi , “Aku ke kamar dulu ya Ma, mau istirahat, capek”
ujarku seraya masuk ke kamar.
Ya
,,, inilah aku. Aku seorang mahasiswa , tapi masih dianggap anak kecil oleh
orangtua ku. Aku dan Dito, kami berdua backstreet dari orangtua ku dan orangtua
Dito. Bukan karena orangtua ku tidak membolehkan aku pacaran, tapi ada hal yang
membuat aku tidak bisa jujur dengan orang tuaku. Perbedaan, ya … karena kami
berbeda. Aku seorang katolik dan Dito seorang muslim. Bagiku semua sama saja,
bukankah Tuhan menciptakan sebuah perbedaan agar kita belajar untuk tetap
bersatu? Bukankah semua agama itu baik, jadi kenapa harus dianggap berbeda?
Tapi tidak untuk orangtua ku dan orangtua Dito, mereka menginginkan agar kami
memilih pacar yang berkeyakinan sama dengan kami.
Aku
bertemu dengan Dito pada saat aku masuk Perguruan Tinggi. Orangnya tidak
populer, tapi dia sangat baik dan itu yang membuat ku tertarik padanya. Awalnya
aku ingin berteman saja, tapi lama kelamaan perasaan itu muncul. Perasaan yang
namanya Sayang dan Cinta, yang mungkin tidak seharusnya tumbuh diantara kami
berdua. “Aure, aku sayang sama kamu” ujar Dito setelah usai mata kuliah pada
hari itu. “Aku juga sayang kamu Dit … “ “Kalo gitu, kamu mau ya jadi pacar aku
?” Tanya Dito yang membuatku kaget. “Dit,, aku nggak bisa,,” jawabku melemah
“Kenapa?” Tanya Dito seraya membenarkan poniku yang menutupi mataku.
“Pertanyaan kamu tu nggak perlu aku jawab, kamu juga tau jawabannya” “Aure ,,
aku nggak papa kok. Kalo memang satu-satunya jalan buat kita bisa pacaran
dengan backstreet, aku mau kok” ujar Dito seraya memegang tanganku. “Beneran
kamu mau? Beneran kamu nggak papa? Nggak mudah lho menjalani hubungan
backstreet itu…” tanyaku meyakinkan Dito. “Ia sayang, aku nggak papa. Selama
sama kamu, aku nggak masalah kok” jawab Dito meyakinkanku, “Jadi kamu mau ya
jadi pacar aku?” Tanya Dito lagi. “Aku mau kok” jawabku mantap. Refleks Dito
langsung mencium keningku. Oh Tuhan ,,,
tunjukkan padaku kalau aku salah langkah. Semoga semua berjalan baik-baik saja.
Aku sunggguh menyayangi lelaki ini Tuhan, salahkah itu ?? ujar batinku.
---
“Hai
Kez” ujarku pada Kezha, dia satu-satunya sahabat dekatku disini. Kezha tau
segalanya tentangku bahkan tentang hubunganku dengan Dito. “Hei Re ,, gimana ,,
udah buat tuga dari Pak Iwan?” Tanya Kezha seraya menawarkanku duduk
disampingnya. “Sebenarnya udah sih, tapi ada yang macet” jawabku “Macet ? jalan
kalii” ujar Kezha “Aku liat punya kamu ya Kez” pintaku dengan wajah memelas
“Dasar kamu ya ,, iya ,, iya ,, terserah kamu deh” jawab Kezha “Iiihh ,, makin
cinta sama kamu Kez” ujarku seraya memeluk Kezha “Eits ,, ntar cinta beneran lho”
ledek Kezha “Heii ,, aku normal lho. Aku kan punya Dito.” Jawabku seraya
melepaskan pelukanku, “Sombongnya yang punya pacar” ledek Kezha lagi “Biarin”
ujarku sambil menjebilkan lidahku padanya. “Gimana hubungan kamu sana Dito ?”
‘Ya gitu Kez, Cuma bisa ketemu dikampus trus jalannya pulang dari kampus, itu
juga kalo ada waktu, kalo nggak ada waktu ya langsung pulang kerumah” jelasku
pada Kezha. “Sabar ya Re” hibur Kezha sambil menepuk pelan bahuku. “Kez,
menurut kamu ,, aku sama Dito bisa nggak sih?” tanyaku mulai serius. “Aku nggak
bisa pastiin Re, tapi ini pasti berat buat kalian, apalagi kalo mau serius.
Pasti ada banyak hal yang harus dilewati. Jangan memaksaakan diri re ,, kalo
kamu udah nggak sanggup, lepasin ,, relain aja” jelas Kezha padaku yang membuatku
hampir menangis. “Tapi ,, aku sayang sama Dito Kez ,, sayang banget” ujarku
melemah “Aku tau kok. Ya udah, jalani aja dulu apa adanya” ujar Kezha sambil
tersenyum.
---
3
tahun waktu yang kujalani bersama Dito, ada begitu banyak kenangan bersamanya.
Dito yang selalu ada untukku bahkan disaat aku marah padanya, dia selalu
mengalah untukku. Kenangan itu terukir indah dihatiku. Bahkan menyenangkan
sekali saat aku mendapat tugas PKL ke daerah ternyata sekelompok dengannya.
Kami tinggal dalam satu rumah bersama 28 temanku yang lainnya. Aku senang, aku
bahagia. Tuhan memberikanku waktu untuk bersamanya walau hanya sesaat. Disana,
Dito selalu mengingatkanku untuk bangun pagi, karena aku selalu bangun
kesiangan. Kami mencuci bersama, memasak bersama, ngobrol diteras hingga larut
malam, dimana hal-hal tersebut tidak mungkin bisa kami lakukan saat dirumah.
Sifatku yang masih kekanak-kanakan mampu diterima Dito, bahkan dia menuntunku
untuk menjadi lebih dewasa. Kezha bilang Dito bukan tipe cowok yang ideal, tapi
bagiku dia sempurna dimataku. Oh Tuhan,
seandainya saja Dito adalah jodohku. Mungkinkan Tuhan? Adakah jalan untuk kami
bisa bersama?
---
Sampailah
diakhir perkuliahanku, sebentar lagi aku akan wisuda. Jalan hidupku baru saja
akan dimulai. “Kalo kita sudah jauh, aku mau kita tetep lanjut sama hubungan
kita Re” ujar Dito saat kami selesai rapat untuk membicarakan masalah wisuda.
“Aku juga Dit” “Aure bisa kan jaga
hati?” Tanya Dito, “Bisa kok” jawabku mantap, “Tapi ,, sampai kapan Dit?” Tanya
ku melemah. “Sampai Aure siap melangkah ke jenjang yang lebih serius” jawab
Dito. “Dit ,, kita sama-sama tau kan, ada tembok pemisah diantara kita” ujarku
mulai serius. “Aku tau sayang, mungkin sekarang Aure belum siap sama
konsekuensinya, tapi kedepannya siapa yang tau” ujar Dito yang membuatku heran.
“Dit, jangan bilang kamu nyuruh aku ikut kamu?” tanyaku penasaran, “Re …” “Aku
nggak bisa Dit” ujarku memotong perkataan Dito, “Ada banyak hal yang harus aku
tinggalkan jika aku ikut kamu, dan juga Dit, tidak pernah terlintas dibenakku
untuk berfikir seperti itu” jawabku seraya meninggalkan Dito. Dia tidak
mengejarku, dia juga tidak memanggilku, dia hanya terdiam menatapku pergi
meninggalkannya.
---
13
panggilan tak terjawab, 2 pesan baru. Dari Dito, pikirku dalam hati.
--Sayang ,, maafin aku-- akupun membalas pesannya. --Sebelum kamu minta maaf,
udah aku maafin kok-- --Beneran?-- --Iya Dit, tapi kurasa ,, aku sudah nggak
sanggup lagi Dit-- --Maksud sayang?-- --kita udahan aja. Tak ada akhir yang
bahagia untuk kita Dit-- --Sayang ,, aku tau aku salah ,, jangan mengambil
keputusan dalam keadaan emosi sayang-- --Aku nggak lagi emosi Dit-- --Re,, aku
sayang kamu. Tolong bersikaplah dewasa Re-- --Aku juga sayang kamu Dit, justru
karna aku sayang kamu makanya aku buat keputusan ini. Aku nggak bisa lagi
ngejalaninya Dit-- --Kenapa Re?-- --Aku tak cukup kuat menghancurkan tembok
pemisah diantara kita Dit, sekarang ,, jalani apa yang kamu yakini, dan aku
jalani apa yang aku yakini-- --Maaf Re-- --Tidak ada yang salah Dit, tak perlu
minta maaf-- --Kamu serius sama keputusan kamu Re-- --Aku bener-bener serius
Dit-- --Aku sayang kamu Re, tidak ,, aku bahkan mencintai kamu Re-- --Aku juga
,, mencintai kamu Dito--
Kami
selesai. Ini bukan perpisahan. Tapi ini adalah kegagalan cinta atas kemenangan
sang egois. Ini adalah sebuah kekalahan pada keyakinan. Haruskah hati hancur ?
Ketika mata tidak bisa melihat, ketika telinga tak bisa mendengar. Hanya hati
yang dapat bergerak. Haruskah hati dihentikan ??
Tidak
selang berapa jam, sebuah pesan masuk ke handphone ku.
Dari
Dito.
Kupersembahkan
untukmu yang terbaik.
Hanya
kata lugas ini yang bisa tercipta, yang kuharap jadi embun penyejuk hatimu.
Ini
semua tentangmu, tentang indahmu, tentang senyummu, kasih sayangmu , serta rasa
tulusmu Mawarku.
Kaulah
bintang dikala malam, kaulah terang dalam gelap, kau penenang disaat gelisah,
Hadirmu
hapuskan semua murungku, kau penuhi semua mimpiku,
Tlah
kuyakini hatiku hanyalah untukmu. Namun hasrat tinggallah kenangan.
Tak
lagi kubisa milikimu, dekap tubuhmu, nikmati indahmu,
Hanya
wangi terurai yang dapat kucumbu. Perbedaan yang memisahkan kita.
Terlalu
terjal jalan yang kita hadapi. Mungkin memang cinta tak bisa satukan kita,
Dan
rasa sayang tak cukup kuat tuk hancurkan tembok pemisah.
Namun
percayalah kasih, walau kita tak dapat bersatu, walau ku tak bisa milikimu,
Cintamu
kan tetap baluri hatiku, biarlah benih cintaku tetap tumbuh dihatimu.
Kau hidup dijiwaku dan kaulah
jiwa dihidupku
Aku
mencintaimu, kuharap kita dapat bersama lagi.
Disana
…. Ditempat pertama adam dan hawa tercipta.
Disini
,,, aku menangis. Tuhan ,, kenapa harus ada cinta seperti ini. Ini terlalu
menyakitkan. Jika aku tak bisa bersamanya, seharusnya kami tidak dipertemukan.
Tapi aku percaya, Kau punya rencana yang lebih Indah untukku dan Dia.
---
maria stevani,
2011
Senin, 03 September 2012
SAAT BERSAMA
saat bersama ....
itu menyenangkan ..
berbagi suka ,
duka ,
tawa ,
ria ,
senang ,
sedih ,
dan tangis ...
brrbagi itu menyenangkan ..
apalagi bersama orang2 yg kita sayangi ..
i hope .. this moment for forever ..
amin ..
Langganan:
Postingan (Atom)